Selain memperlancar dan meningkatkan produksi ASI, daun katuk yang
populer sebagai sayur ini bisa juga membangkitkan vitalitas seks,
mencegah osteoporosis, dan mengobati macam-macam penyakit.
Banyak
tanaman Indonesia yang saat ini telah digunakan secara luas untuk
berbagai tujuan pengobatan, selain dikonsumsi sebagai sayur. Salah
satunya daun katuk.
Daun katuk adalah daun dari tanaman Sauropus adrogynus (L) Merr, famili Euphorbiaceae.
Sebutan lain untuk daun katuk adalah memata (Melayu), simani
(Minangkabau), kebing dan katukan (Jawa), serta kerakur (Madura).
Campuran makanan
Sejauh
ini dikenal dua jenis tanaman katuk, yakni katuk merah dan katuk
hijau. Katuk merah masih banyak dijumpai di hutan belantara. Sebagian
pehobi tanaman hias mencoba menanam karena tertarik pada warna daunnya
yang hijau kemerah-merahan.
Katuk hijau banyak
digunakan untuk keperluan konsumsi, yaitu sebagai sayuran dan
obat-obatan. Di Indonesia daun katuk lazim dimanfaatkan untuk
melancarkan air susu ibu (ASI) serta sebagai obat borok, bisul, demam,
dan darah kotor.
Saat ini, daun katuk sudah diproduksi sebagai
sediaan fitofarmaka yang berkhasiat untuk melancarkan ASI. Pada tahun
2000 telah terdapat sepuluh pelancar ASI yang mengandung daun katuk
beredar di Indonesia. Bahkan, ekstrak daun katuk telah digunakan
sebagai bahan fortifikasi pada produk makanan yang diperuntukkan bagi
ibu menyusui.
Pengembangan riset mengenai daun katuk
terus dilakukan, terutama untuk menghilangkan efek negatif yang mungkin
timbul. Daun katuk disarankan untuk dikonsumsi setelah direbus atau
ditumis.
Gudang vitamin C
Dilihat dari
nilai gizinya, dan katuk punya nilai gizi yang cukup baik, seperti
protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B, dan C. Daun katuk
juga mengandung beberapa senyawa alifatik. Khasiat daun katuk sebagai
peningkat produksi ASI, diduga berasal dari efek hormonal senyawa kimia
sterol yang bersifat estrogenik. Daun katuk juga mengandung efedrin
yang sangat baik bagi penderita influenza.
Daun katuk
merupakan sumber vitamin C yang sangat baik. Kandungan vitamin C pada
daun katuk bahkan jauh lebih tinggi daripada jeruk ataupun jambu biji,
yang selama ini telah dikenal sebagai sumber vitamin C yang sangat
baik.
Vitamin C dikenal sebagai senyawa utama tubuh yang
dibutuhkan dalam berbagai proses penting, mulai dari pembuatan kolagen
(protein berserat yang membentuk jaringan ikat pada tulang), pengangkut
lemak, pengangkut elektron dari berbagai reaksi enzimatik, pemacu gusi
yang sehat, pengatur tingkat kolesterol, serta pemacu imunitas. Selain
itu, vitamin C sangat diperlukan tubuh untuk penyembuhan luka dan
meningkatkan fungsi otak agar dapat bekerja maksimal.
Daun
katuk juga merupakan sumber vitamin A yang cukup baik. Vitamin A
sangat diperlukan tubuh untuk mencegah penyakit mata, pertumbuhan sel,
sistem kekebalan tubuh, reproduksi, serta menjaga kesehatan kulit.
Daun
katuk juga memiliki kadar kalsium yang sangat baik. Kalsium merupakan
salah satu mineral terpenting yang dibutuhkan oleh tubuh. Konsumsi
kalsium kurang dari kebutuhan dapat menyebabkan rapuhnya integritas
tulang dan osteoporosis di usia dini, umumnya terjadi pada wanita.
Tekanan darah tinggi juga dapat disebabkan oleh kadar kalsium di dalam
darah yang sangat rendah.
Selain memperlancar produksi
ASI seperti yang dikenal selama ini, daun katuk juga kaya senyawa yang
dapat menggenjot mutu dan jumlah sperma, termasuk membangkitkan
vitalitas seksual. Daun katuk dipenuhi senyawa fitokimia berkhasiat
obat.
Sedikitnya daun katuk mengandung tujuh senyawa
aktif yang dapat merangsang sintesis hormon-hormon steroid (seperti
progesteron, estradiol, testosteron, glukokortikoid) dan senyawa
eikosanoid (di antaranya prostaglandin, prostasiklin, tromboksan,
lipoksin, dan leukotrien).
Menurut Yun (1997), daun
katuk mempunyai efek diuretik dengan dosis 72 miligram per 100 gram
berat badan. Menurut Lucia (1997), pemberian infus daun katuk dengan
kadar 20 persen, 40 persen, dan 80 persen pada mencit selama periode
organogenesis (pembentukan organ) tidak menyebabkan cacat bawaan
(teratogenik) dan resorbsi.
Efek negatifnya sulit tidur
Di
balik kelebihannya, daun katuk menyimpan sejumlah kekurangan. Selain
membantu proses metabolisme di dalam tubuh, glukokortikoid hasil
metabolisme senyawa aktif daun katuk dapat mengganggu penyerapan kalsium
dan fosfor, baik kalsium dan fosfor yang terdapat dalam daun katuk itu
sendiri maupun dalam makanan lain yang disantap bersama masakan daun
katuk.
Di Taiwan, pernah dilaporkan bahwa pada orang
yang mengonsumsi jus daun katuk mentah (150 g) selama 2 minggu hingga 7
bulan terjadi efek samping dengan gejala sulit tidur, tidak enak
makan, dan sesak napas. Namun, gejala-gejala tersebut menghilang
setelah 40-44 hari penghentian konsumsi jus daun katuk.
Menurut Sriana (2006), proses perebusan dapat mengurangi efek negatif dari daun katuk. @
Prof. DR. Made Astawan
Dosen Departemen Teknologi
Pangan Dan Gizi IPB
Sumber: kompas.com
Langganan:
Posting Komentar (RSS)
0 komentar on Daun Katuk Bangkitkan Vitalitas Seks :
Post a Comment and Don't Spam!